Komisi IX Minta Keterbukaan Data Penerima Vaksin Covid-19

11-01-2021 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani sebelum mengikuti Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan III di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2021). Foto : Andri/Man

 

Pemerintah berencana memulai vaksinasi Covid-19 pada 13 Januari 2021 dengan Presiden Joko Widodo sebagai penerima perdana vaksin. Namun, hingga H-2 pelaksanaan vaksinasi, data penerima vaksin pun juga belum dapat diakses publik. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta keterbukaan pemerintah terkait data penerima vaksin, agar masyarakat tidak ragu lagi untuk menerima vaksin.

 

“Jadi kalua kemudian targetnya adalah 60-70 persen populasi (masyarakat Indonesia) ini divaksin untuk membentuk herd immunity, kita khawatir kalau kemudian data ini tidak dibuka secara transparan, maksud dan tujuan pemerintah untuk membentuk herd immunity tidak tercapai,” tutur Netty sesaat sebelum mengikuti Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan III di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2021).

 

Selain itu Netty juga menyoroti tata kelola komunikasi pemerintah yang kurang meyakinkan masyakat untuk menerima vaksinasi Covid-19 ini. Menurutnya, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk melakukan tata kelola komunikasi publik dalam meyakinkan masyarakat serta memastikan bahwa tidak ada faktor apapun terhadap vaksinasi, selain menyelamatkan kemanusiaan dan nyawa rakyat Indonesia.

 

Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) itu juga memberikan catatan kepada pemerintah untuk melakukan vaksinasi dengan rendah hati. “Rendah hati dalam arti bukan hanya menakut-nakuti masyarakat dengan sanksi dengan denda dan sebagainya. Tapi bagaimana pemerintah dengan penuh kerendahan hati menyampaikan bahwa vaksin ini disediakan benar-benar untuk menurunkan kurva pandemi dan masyarakat dari sebaran virus Covid-19,” tandas legislator dapil Jawa Barat VIII itu.

 

Hari ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya merilis izin penggunaan darurat vaksin Covid-19. Vaksin asal China, Sinovac dengan nama CoronaVac resmi mendapatkan EUA atau Emergency Use Authorization (UEA). EUA atau otorisasi penggunaan darurat adalah izin yang dikeluarkan untuk penggunaan metode atau produk medis tertentu di mana dalam hal ini adalah vaksin Covid-19.

 

“Hari ini, Senin 11 Januari 2020 (BPOM) memberikan persetujuan dalam emergency use authorization kepada Sinovac. Vaksin Covid-19 CoronaVac aman. Efek samping ringan dan sedang. Efikasi vaksin 65,3 persen di Indonesia,” kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dalam konferensi pers secara daring. (bia/sf)

BERITA TERKAIT
Netty Aher: Akses Kesehatan Dasar Harus Jangkau Seluruh Lapisan
21-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, turut menyampaikan duka cita mendalam atas...
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...