Pemerintah Belum Sepenuhnya Perhatikan Sektor Pertanian

11-11-2020 / KOMISI IV

 

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin sangat menyayangkan keberpihakan pemerintah kepada sektor pertanian masih di bawah harapan. Segala ekspos yang menyatakan pentingnya sektor pertanian tidak didukung kebijakan yang menjadi bukti bahwa sektor pertanian mendapat dukungan penuh agar menjadi besar demi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

 

Yang dimaksud Akmal bukti dukungan pemerintah adalah kebijakan anggaran yang masih menganggap sebelah mata sektor pertanian ini. Terbukti dengan eksekusi kebijakan tambahan anggaran sektor pertanian yang hanya sebesar Rp 3 triliun dibandingkan suntikan modal PT Asuransi Jiwasraya yang sebesar Rp 22 triliun.

 

"Bagaimana pertanian kita bisa besar bila kebijakannya nanggung seperti ini. Sementara Kementan kemarin cuma dapat tambahan Rp 3 triliun pada saat bersamaan pemerintah menggelontorkan suntikan Rp 22 triliun sebagai modal untuk penyehatan PT Asuransi Jiwasraya. Ini bukti nyata Pemerintah belum sepenuhnya memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian," Jelas Akmal dalam siaran persnya, Selasa (10/11/2020).

 

Dikatakannya, kalau memang Presiden melihat sektor pertanian sangat penting, harusnya politik anggaran dan keberpihakan itu betul-betul terlihat. Legislator asal Sulawesi Selatan II ini juga berlaku fair pada kinerja pemerintah bidang pertanian. Terlihat dalam berbagai kesempatan di forum kenegaraan, ia memuji usaha Kementan dalam menjaga pasokan logistik nasional selama masa pandemi.

 

Meski dinilai berkinerja baik, tetapi Akmal mengatakan masih ada sejumlah pekerjaan rumah bagi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pertama, manajemen internal, yang menurutnya masih berjalan sendiri-sendiri. Dalam beberapa kesempatan, ia pun menilai kebijakan Kementan masih bersifat politis. "Saya pikir, dia harus lebih memperkuat sinergit antara eselon 1 dengan stakeholder yang ada," kata dia.

 

Kedua, sambungnya, terkait kepastian harga di tingkat petani. Akmal melihat, walau pemerintah sudah memberikan dana ke Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan dan kepastian harga kepada petani, tetapi terkadang harga komoditas, seperti cabai, bawang, dan jagung masih di bawah harga pembelian pemerintah saat panen raya.

 

Selama ini, tambah Akmal, produksi sektor pertanian melimpah dan banyak pada sentra-sentranya. Akan tetapi tidak ada yang membeli pada saat panen raya dalam serapan yang signifikan menghabiskan stok di petani.

 

"Ini kan masalah. Dan masalah ini bukan di Kementan sebenarnya, karena Kementan bukan di perdagangan.  Persoalan yang paling mendasar pada mindset pemerintah. Mesti ada kesepahaman bersama, yang sudah terbukti nyata di lapangan bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar bagi keberlangsungan bangsa kita. Bila ini sudah dipahami, maka pemerintah tidak perlu ragu lagi untuk memberikan politik anggaran yang signifikan pada sektor pertanian ini," tutup Andi Akmal Pasluddin. (dep/es)

BERITA TERKAIT
RAPBN 2026 Alokasikan 164 Triliun untuk Ketahanan Pangan, Komisi IV Akan Kawal Ketat
21-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Panggah Susanto menegaskan, pihaknya akan mengawal ketat alokasi anggaran ketahanan pangan...
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...