Pemerintah gulirkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Sebagai perwujudan prinsip pembangunan untuk semua, mulai tahun ini pemerintah akan menggulirkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI, untuk mendukung percepatan pembangunan di daerah-daerah di seluruh tanah air.
“Ini terobosan strategis kerja sama dan kemitraan pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, swasta, dan akademisi,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saatmenyampaikan pidatonya pada Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, selasa (16/8) di Ruang Rapat Paripurna I Senayan, Jakarta.
Menurut Presiden, mulai tahun ini kita harus melakukan percepatan dan perluasan pembangunan di enam koridor ekonomi di seluruh tanah air (Koridor Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Koridor Papua dan Kepulauan Maluku), untuk mendorong terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing koridor. “Kita bangun industry unggulan di berbagai wilayah yang akan memperkuat struktur perekonomian domestik,”ujar Presiden RI.
Pada pidato kenegaraan terkait HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden mengingatkan untuk memperkuat desentralisasi dan otonomi daerah, “sejalan dengan komitmen yang tinggi, kita harus melanjutkan desentralisasi fiskal yang adil dan proporsional”, paparnya.
Mengingat dalam satu dasawarsa, sejak tahun 1999 hingga 2009 kini Indonesia memiliki 33 provinsi, 398 kabupaten, dan 93 kota. Perubahan ini membawa sejumlah konsekuensi yang serius dalam APBN, khususnya telah meningkatkan beban keuangan Negara, “Perkembangan ini harus kita kendalikan, agar pada akhirnya prinsip penting dalam penyelenggaraan umum pemerintah dan pembangunan daerah dapat menjamin terwujudnya pelayanan public yang efektif”.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah telah merumuskan Disain Besar Penataan Daerah di Indonesia tahun 2010-2025 yang diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkuat integrasi bangsa, mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah, dan meningkatkan pelayanan public di tengah-tengah masyarakat.
Terkait Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66, selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, Presiden menyampaikan ucapan terima kasihnya atas kerja keras dan pengabdiannya dalam membangun negeri ini kepada mulai dari kepala kampung hingga kepala daerah.
“Kita berhasil menunjukkan kepada dunia, bahwa sesungguhnya demokrasi, modernitas, dan agama dapat berdampingan secara harmonis”. Selain hal tersebut, kita juga berhasil membuktikan bahwa negeri kita berhasil mengikat ratusan suku bangsa yang majemuk ke dalam sebuah persatuan nasional yang kokoh berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun tantangan dan ancaman terhadap pluralism, toleransi dan harmoni social ada di sekitar kita.
Dalam pidatonya, Presiden kembali mengingatkan seluruh warga bangsa agar dapat memanfaatkan kebebasan yang disediakan oleh demokrasi dengan mengutamakan keadaban, harmoni, toleransi, dan ketertiban. “Marilah kita jadikan peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 Proklamasi Kemerdekaan Negara untuk mendorong semangat kita menjadi bangsa yang maju, sejahtera, dan bermartabat,”kata Presiden SBY. (Lss-tim parle) foto:as/parle