Perlu Revitalisasi Pabrik Guna untuk Wujudkan Swasembada Gula

26-07-2020 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Mohammad Toha saat pertemuan dengan Direksi PTPN III Holding, Direksi PTPN IX, BKPM, BULOG, BPKP, Pemprov Jateng, APTRI, PT Gendhis Multi Manis, PT Tangkil, PT Industri Gula Nusantara (IGN) di Kantor PTPN IX Semarang, Jawa Tengah, Rabu (22/7/2020). Foto : Oji/Man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Mohammad Toha mengatakan salah satu upaya yang bisa ditempuh pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula adalah dengan merevitalisasi pabrik-pabrik gula (PG) yang tersebar di Jawa Tengah.

 

Demikian diungkapkannya usai pertemuan dengan Direksi PTPN III Holding, Direksi PTPN IX, BKPM, BULOG, BPKP, Pemprov Jateng, APTRI, PT Gendhis Multi Manis, PT Tangkil, PT Industri Gula Nusantara (IGN) di Kantor PTPN IX Semarang, Jawa Tengah, Rabu (22/7/2020).

 

"Perlu revitalisasi pabrik-pabrik gula di Jawa Tengah yang jumlahnya mencapai 11 pabrik, tapi yang masih beroperasi hanya 4, 2 pabrik beku operasi sementara, 2 pabrik beku operasi permanen serta 3 pabrik dikerjasamakan. Jika saja 11 pabrik gula di Jawa Tengah ini produktif maka swasembada gula ini bukan sesuatu yang sulit," urainya.

 

Toha menambahkan swasembada gula sebenarnya bisa dicapai kalau manajemen melakukan efisiensi di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) maupun intensifikasi dan ekstensifikasi para petani tebu, termasuk penataan importasi raw sugar (bahan baku gula).

 

Mengutip pemaparan Dirut PTPN IX Tio Handoko dan Mahmudi selaku Dirut PTPN III Holding, swasembada gula bisa terwujud tapi dengan syarat pabrik mereka bisa beroperasi terus menerus sepanjang tahun. Jika itu terjadi, pabrik-pabrik gula akan menghasilkan sekitar 3 juta ton. Tapi saat ini pabrik gula itu hanya efektif beroperasi selama 120 hari atau 4 bulan saja, selebihnya 8 bulan menganggur.

 

"Agar pabrik gula ini tidak berhenti beroperasi maka bisa dengan mendorong petani menanam tebunya lebih intensif dan juga diekstensifikasikan luas lahan pertanian tebunya. Sehingga bahan baku untuk gula ini selalu tersedia sepanjang tahun. Atau ketika paceklik, bisa diberikan kuota impor raw sugar untuk diolah menjadi gula," imbuhnya.

 

Tinggal komitmen (good will) mau dan tidaknya swasembada gula ini ada pada PTPN itu sendiri. “Sementara urusan petani kaitannya dengan Bulog, tata niaga dan distribusi. Petani memang harus punya bapak asuh agar ada yang mau membeli tanaman tebu dengan harga yang layak,” terangnya.

 

Menyinggung soal bibit tanaman tebu, politisi Fraksi PKB ini menjelaskan, jika petani tidak memakai bibit tebu yang bagus maka hasil panennya akan tidak maksimal sehingga menurunkan pendapatan petani. Disinilah diperlukan bapak asuh yang bisa menyediakan bibit, pendampingan serta menjamin ketika panen dibeli dengan harga yang sesuai keinginan masyarakat petani.

 

Sementara itu, Dirut PTPN IX Tio Handoko mengakui kesulitan mendapatkan pasokan tebu dari petani sebagai bahan baku gula secara konsisten sepanjang tahunnya. Penurunan luas areal Tebu Sendiri (TS) dan Tebu Rakyat (TR), rendahnya capaian rendemen serta rendahnya produktivitas tebu per hektar menjadi persoalan yang harus segera ditangani.

 

"Kendala lainnya adalah biaya tenaga kerja, sewa lahan dan sarana produksi semakin meningkat tidak diimbangi kenaikan harga gula. Serta persaingan perolehan bahan baku tebu karena jumlahnya tidak sebanding dengan kapasitas giling pabrik gula yang ada," tutupnya. (oji/es)

BERITA TERKAIT
Harga Gula dan Tetes Tebu Anjlok, Komisi VI Dengar Keluhan APTRI
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengadukan anjloknya harga gula dan tetes tebu kepada Komisi VI DPR...
Gde Sumarjaya: Pendanaan Koperasi Merah Putih Harus Sesuai Kaidah Usaha
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pembiayaan untuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diminta tetap mengacu pada prinsip keuangan yang sehat. Anggota Komisi VI...
KAI Harus Hentikan Praktik Outsourcing dan Benahi Sistem Digitalisasi Tiket yang Rentan Disalahgunakan
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) membenahi secara serius manajemen...
Komposisi Direksi Baru KAI Bukan Seremonial, Harus Percepat Adaptasi dan Kebijakan Strategis
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, mengingatkan jajaran direksi baru PT Kereta Api Indonesia...