Pemerintah Diminta Jamin Ketersediaan Bahan Pokok Saat Pandemi Covid-19

Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema. Foto : Ist/Man
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema meminta Kementerian Pertanian dan Bulog memastikan ketersediaan pangan untuk konsumsi masyarakat selama pandemi virus Corona (Covid-19) dan masa Lebaran 2020. Tidak hanya tersedia, 11 bahan pokok berupa beras, jagung, daging ayam, daging sapi, telur, minyak goreng, gula pasir, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih harus dipastikan terdistribusi merata ke seluruh wilayah Indonesia.
“Kementan dan Bulog harus memastian ketersediaan dan distribusi merata bahan pokok agar sampai ke masyarakat kecil. Ini sangat penting untuk menghindari panic buying, kepanikan akan kelangkaan bahan pokok yang dapat mempengaruhi stabilitas harga atau kenaikan harga di pasar,” papar Ansy, sapaan akrab politisi PDI-Perjuangan itu dalam rilis yang diterima Parlementaria, Jumat (3/4/2020).
Legislator dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) II itu sangat menekankan ketersediaan beras. Saat ini 1,6 juta ton beras yang tersimpan di 1.647 gudang Bulog. Selain itu, pada April Indonesia mengalami panen raya padi yang akan mencapai 5,03 juta ton. Itu berarti stok beras domestik mampu memenuhi kebutuhan beras saat ini.
“Mungkin saat ini yang perlu ditindak adalah mafia beras yang sengaja menciptakan kelangkaan, sehingga harga beras meningkat. Selain itu, Bulog dan BUMN terkait perlu menjadi off-taker/penyerap beras untuk menjamin ketersediaan stok pangan nasional dan menyerap produk pertanian para petani nasional. Ini sangat penting untuk mengaja pendapatan jutaan petani Indonesia yang kini mengalami kelesuan pasar,” pinta Ansy.
Diketahui, saat ini, harga bahan pokok yang sementara melonjak adalah gula pasir Rp 18.450/kg (naik 23,4 persen) dan cabe rawit Rp 50.850 (naik 27 persen) dari 3 Maret 2020. Untuk mengatasi kelangkaan ini, pemerintah harus memastikan distribusi logistik tetap berjalan lancar. “Sambil melancarkan distribusi logistk, Kementan dapat menggiatkan penananam pangan lokal pengganti beras, gula, dan bahan pokok lainnya. MIsalnya, menggiatkan gula aren untuk mengganti gula pasir industri,” tutup Ansy. (hs/sf)