Permintaan Kopi Arabika Dunia Semakin Tinggi

16-03-2020 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Hamid Noor Yasin. Runi/Man

 

Permintaan atas jenis kopi arabika terus meningkat di dunia dibandingkan jenis robusta. Jenis arabika sangat difavoritkan penikmat kopi dunia. Harganya pun jauh lebih tinggi daripada robusta. Melihat fakta konsumsi kopi dunia meningkat, Kementerian Pertanian (Kementan) pun merilis penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi para petani kopi sebesar Rp 3,96 triliun.

 

Anggota Komisi IV DPR RI Hamid Noor Yasin mendukung penyaluran KUR ini, seraya mengawasi penyalurannya dengan ketat. "Saya sangat mendukung untuk membantu peningkatan kualitas dan perlindungan biji kopi lokal," tulisnya dalam kepada Parlementaria, Senin (16/3/2020).

 

Menurut Hamid, tanaman kopi arabika hanya cocok ditanam di dataran tinggi (lebih dari 600 meter di atas permukaan laut). Ini jadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. "Hingga saat ini belum ada pengembangan dan penelitian yang menghasilkan jenis kopi arabika di daerah dataran rendah," jelas Hamid.

 

Saat ini, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, produksi kopi Indonesia sekitat 650 ribu ton yang sepertiganya digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Produksi kopi masih stagnan, karena belum ada inovasi baru yang dikembangkan. Para petani kopi juga belum banyak mendapat akses teknologi untuk mengembangkan produksinya.

 

“Kementerian Perdagangan merilis laporan, konsumsi kopi dunia pada tahun 2018, sebesar 9,7 juta ton. Tren konsumsi dunia selama lima tahun terakhir memiliki peningkatan dengan rata-rata 2,1 persen per tahun," ungkap Hamid. Dengan rencana penyaluran KUR, diharapkan semua problem pengembangan kopi bisa dipecahkan dengan memberi akses teknologi dan pasar, sehingga produksi kopi kian meningkat, terutama jenis arabika.

 

Menyangkut dua varian kopi, arabika dan robusta, Indonesia juga punya kekhasan produk kopi berdasarkan daerahnya. Dunia Internasional telah mengenal kopi terbaik dari Indonesia antara lain kopi Jawa, kopi Toraja, kopi Gayo, kopi Sidikalang, kopi Lintong, kopi Wamena, dan kopi Luwak. Dari sisi produksi kopi terbaik dunia, Indonesia menempati urutan keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

 

“Memang saat ini adalah momen tepat Indonesia mengembangkan kualitas kopi yang dimulai dari seleksi bibit unggulnya, teknologi budidayanya, teknologi pasca panennya, termasuk pemasarannya," imbuh legislator dapil Jawa Tengah VI ini. Kini komoditas kopi harus menjadi bagian dari stimulus bantuan pemerintah selain beras, perikanan, sapi, garam, gula, dan beberapa komoditas hortikultura lainnya. (mh/sf)

BERITA TERKAIT
RAPBN 2026 Alokasikan 164 Triliun untuk Ketahanan Pangan, Komisi IV Akan Kawal Ketat
21-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Panggah Susanto menegaskan, pihaknya akan mengawal ketat alokasi anggaran ketahanan pangan...
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...