Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi berpendapat, ada korelasi antara program Kementerian Pertanian yang memberikan bantuan kepada komunitas yang ingin mengembangkan usaha sawit dan sapi dengan Program Kementerian Pendidikan Kebudayaan terkait pendidikan karakter. Hal tersebut dapat menjadi cikal bakal warisan pertanian Indonesia dengan membentuk karakter sejak dini yang langsung diaplikasikan.

Hal itu disampaikan Dedi usai meninjau Kawasan Integrasi Sawit-Sapi Sungai Selan, di Desa Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah, Babel, Selasa (3/3/2020). Kawasan tersebut merupakan kerja sama antara Puslitbangnak Kementan, BPTP dan Dinas Pertanian Kepulauan Bangka Belitung.

Dedi menilai, anak-anak petani akan memiliki cakupan yang sesuai jika pendidikan karakter bisa dikembangkan nantinya. Mengingat kebanyaan terjadi di keluarga petani, anak-anaknya belum tentu dapat meneruskan keahlian bertani dari kedua orang tuanya, sehingga pendidikan karakter ini sangat pas bagi anak petani.

“Pendidikan karakter itu disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan. Jadi kalau di sini hasil pertaniannya sawit, anak-anak harus ngerti sawit, kalau disini peternakannya sapi, anak-anak harus ngerti sapi dan memelihara, baru itu pendidikan produktif. Jadi bukan pendidikan yang ngawang-ngawang,” tuturnya

Dedi juga menambahkan, bahwa nantinya pelajaran biologi bisa diarahkan pada pembuatan kompos, pengelolaan areal perkebunan, pengelolaan biogas. Kemudian pelajaran fisika akan  diarahkan  pada pembuatan power plant. Menurutnya hal Ini harus dilakukan jika ingin pendidikan produktif.

“Kalau pendidikan produktif untuk apa? Untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gadget dan otomotif, dari mesin kearah yang produktif. Jadi nanti angka kenaikan kelasnya itu diukur dari angka produktivitas, ini berhasil loh kalau dikembangkan,”paparnya. (ndy/es)