Komisi IV Kunjungi Lokasi Terdampak Karhutla di Kalteng

08-11-2019 / KOMISI IV
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi saat memimpin Tim Kunspek Komisi IV meninjau lokasi bekas kebakaran lahan gambut di Desa Taruna Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Foto : Andri/mr

 

Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik (kunspek) ke lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Tengah untuk mencari solusi permanen atas masalah yang dinilai jadi bencana rutin setiap tahun tersebut.

 

Dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi, Tim Kunspek Komisi IV meninjau lokasi bekas kebakaran lahan gambut di Desa Taruna Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (7/11/2019). Desa Taruna merupakan salah satu titik rawan karhutla yang selalu membara setiap tahun, dan menghasilkan polusi asap yang mengganggu kesehatan masyarakat.

 

"Yang harus diselesaikan dari sisi pencegahan adalah perlu pendekatan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat. Kita perlu terus edukasi dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh stakeholder, terus ingatkan masyarakat akan bahaya karhutla, sedangkan untuk korporasi harus diberi sanksi yang berat," ujar Dedi.

 

Ia mengatakan, Komisi IV DPR RI mencoba mencari solusi dari permasalahan karhutla. Masalah karhutla jadi prioritas karena dampaknya bukan hanya kerugian ekonomi, tapi yang paling berbahaya adalah efek asap bagi kesehatan terutama untuk anak-anak dan warga lanjut usia. Selain itu, karhutla yang terjadi setiap tahun juga mengancam kelestarian ekosistem lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati.

 

"Keanekaragaman hayati adalah warisan yang harus diteruskan ke anak cucu kita. Kalau rusak sayang sekali, dan ini sudah jadi perhatian dunia internasional. Karenanya Komisi IV DPR RI ingin mencarikan solusi untuk masyarakat luas," terang politisi Fraksi Partai Golongan Karya itu.

 

Ia menekankan, penegakan hukum atas kasus karhutla harus memberikan rasa keadilan. Seringkali ditemukan banyak kasus karhutla karena faktor budaya dan adat istiadat setempat untuk bercocok tanam dengan cara membakar. Sebagai  stakeholder, harus mengedukasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla. "Tapi kita tahu juga ada korporasi yang nakal, itu jangan ditutup-tutupi. Penegakan hukum harus sesuai undang-undang dan harus seadil-adilnya," tegasnya.

 

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seluas 857.750 Ha lebih lahan terbakar dalam Karhutla sepanjang tahun 2019, lahan tersebut tersebar di 6 provinsi berbeda. Sedangkan di Kalimantan Tengah (Kalteng) luas lahan yang terbakar yaitu 134.227 Ha. (man/es)

BERITA TERKAIT
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...