Pelindo Didorong Lebih Fokus Perkuat Pelabuhan Eksisting

17-07-2019 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka Foto : Runi/mr

 

Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengimbau PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk tidak terburu-buru membangun pelabuhan baru. Rieke mendorong agar Pelindo lebih fokus memperkuat pelabuhan eksisting atau pelabuhan yang sudah ada terlebih dahulu. Pelabuhan yang ia maksud adalah rencana pembangunan pelabuhan di Pulau Teleme di Sorong, Papua Barat, dimana sudah ada pelabuhan eksisting, yakni Pelabuhan Arar.

 

“Saya meminta agar Pelindo fokus memperkuat pelabuhan yang telah eksisting terlebih dahulu, yaitu Pelabuhan Arar di Sorong. Kami berharap, Pelindo tidak terburu-buru untuk membangun satu pelabuhan baru yang rencananya di Pulau Teleme,”  ujar Rieke saat mengikuti RDP dengan jajaran Direktur Utama PT Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV, di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2019).

 

Selain itu, politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini juga mengingatkan Pelindo tentang pembangunan pelabuhan baru yang ada di Seget, Papua Barat. Rieke menyayangkan bahwa pelabuhan tersebut sudah menghabiskan banyak anggaran. Ditambah lagi, tutur Rieke, pelabuhan itu akan dibangun di kawasan hutan lindung. Rieke menegaskan, pembangunan pelabuhan di kawasan hutan lindung harus melalui keputusan DPR RI dahulu.

 

Feasibility Study (FS) pembangunan pelabuhan baru di Seget sudah menghabiskan cukup banyak uang, mencapai miliaran rupiah. Tapi itu belum apa-apa, karena ternyata itu adalah kawasan hutan lindung yang tidak bisa serta merta diputuskan sepihak untuk kemudian dijadikan pelabuhan. Secara hukum, untuk pengalihan fungsi hutan lindung itu harus melalui keputusan DPR RI,” tandas Rieke.

 

Di sisi lain, legislator dapil Jawa Barat ini juga secara khusus mengapresiasi Pelindo III atas kembalinya Terminal Petikemas Surabaya (TPS) ke pangkuan Indonesia. Pada April lalu, saham Terminal Petikemas Surabaya 100 persen dipegang oleh Pelindo III. “Saya  secara pribadi turut mengapresiasi atas kembalinya Petikemas Surabaya menjadi 100 persen milik Indonesia. Jadi ternyata tidak ada yang tidak bisa. Alhamdulilah,” pungkas Rieke.

 

Seperti yang diketahui, TPS merupakan salah satu anak perusahaan kerja sama antara Pelindo III dengan Dubai Port World (DPW). Pada April 2019 lalu, kontrak kerja sama Pelindo III dengan DPW telah berakhir, sehingga 100 persen saham TPS sudah menjadi milik Pelindo III selaku perusahaan plat merah milik Bangsa Indonesia. Proses kepemilikan saham TPS yang sudah 100 persen menjadi milik Pelindo III tersebut sudah disetujui pemegang saham dalam hal ini Kementerian BUMN. (pun,gre/sf)

BERITA TERKAIT
KAI Harus Hentikan Praktik Outsourcing dan Benahi Sistem Digitalisasi Tiket yang Rentan Disalahgunakan
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendorong PT Kereta Api Indonesia (Persero) membenahi secara serius manajemen...
Komposisi Direksi Baru KAI Bukan Seremonial, Harus Percepat Adaptasi dan Kebijakan Strategis
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, mengingatkan jajaran direksi baru PT Kereta Api Indonesia...
Legislator Dukung Wacana Penghapusan Tantiem dan Perampingan Komisaris BUMN
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyoroti pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat perhatian serius dari berbagai...
Jangan Kejar Profit Saja, KAI Harus Jadikan Tanggung Jawab Publik Sebagai Prioritas
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto menegaskan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak...