KETUA DPR RI MARZUKI ALI AJAK SELURUH KOMPONEN BANGSA TERUS TELADANI NABI MUHAMMAD SAW
Banyak yang bertanya-tanya ketika menemukan fakta ada orang yang terlihat melakukan kegiatan ibadah, tapi kenapa begitu mudahnya mengatasnamakan agama, memfitnah, menghujat, melakukan aksi anarkis. Ada pula yang tampilan sehari-hari terlihat melakukan ibadah shalat, rajin berpuasa, bersedekah, tapi maling atau korupsi masih jalan terus.
“Pasti ada sesuatu yang hilang dari bangsa yang mayoritas beragama Islam ini,” demikian pernyataan Ketua DPR RI Marzuki Ali saat menghadiri peringatan Maulid Nabi besar Muhammad SAW di Pondok Pesantren Darul Falah, di Warung Kondang, Cianjur Jawa Barat, Senin 14/2/2011. Ia kemudian mengajak seluruh komponen bangsa terutama umat yang setiap saat mengucapkan syahadat dan mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW agar terus berupaya meneladaninya.
Marzuki mengingatkan Rasulullah pada masanya juga hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda keyakinan. Ia tidak pernah memaksakan kehendak apalagi mengedepankan anarkisme tetapi lebih menunjukkan keteladanan yang pada akhirnya mengundang simpati.
Ia memandang perlu pembenahan dalam pendidikan, ketika anak diajarkan shalat, berpuasa hendaknya dibangun pula pemahaman kenapa dia harus melaksanakan ibadah itu. Anak perlu dilatih beribadah dengan ikhlas, menyadari Allah SWT selalu mengawasi dan malaikat terus mendampingi. Ketua DPR juga menyoroti fenomena menjamurnya sekolah berbasis agama yang diharapkan dapat membantu generasi muda dalam mengimplementasikan agama dalam kehidupan sehari-hari.
Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW ini hendaknya dimanfaatkan untuk benar-benar mengingat kembali bagaimana sikapnya dalam memimpin, berkata-kata dan contoh lainnya. Umat jangan terjebak dalam kegiatan ritual semata, makan nasi kebuli, atraksi budaya, atau sekedar mengikuti keramaian pada saat maulid.
Peringatan maulid nabi di Ponpes Darul Falah Cianjur mendapat perhatian ratusan jamaah, turut hadir ketua DPRD Cianjur Gatot Subroto serta jajaran Muspida. Dalam sambutannya Ketua DPR RI Marzuki Ali juga mengingatkan, Indonesia saat ini memasuki era kebebasan yang apabila tidak ditata dengan benar dapat membahayakan bangsa dan negara.
Ia membandingkan dua era pemerintahan. Pada masa orde baru Presiden sangat berkuasa, pers dikekang bahkan dibreidel, pihak-pihak yang bersuara kritis ditangkap. Pada masa itu kepala daerah, gubernur dan bupati yang tidak sejalan dengan pemerintah pusat langsung diganti.
Sementara pada era reformasi ini, media sangat bebas bahkan menyampaikan informasi yang menurutnya tidak benar. Ia menyebut contoh media menulis Presiden mengeluh tidak pernah naik gaji, padahal saat itu menyampaikan pemerintah mendahulukan program remunerasi kepada prajurit TNI/Polri sehingga presiden belum naik gaji selama 7 tahun. Para pengamat kemudian ikut menghujat dan menggalang aksi pengumpulan koin untuk Presiden.
Sejalan dengan tauladan yang diberikan Nabi Muhammad SAW, politisi dari Partai Demokrat ini meminta segenap pihak menjadikan reformasi atau zaman perubahan untuk membesarkan bangsa. Marzuki Ali juga memohon doa dari pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah KH Buldan Qomarudin, KH. Chairul Anam, para santri, serta jamaah yang dari datang dari wilayah Cianjur dan sekitarnya agar DPR RI serta dirinya selaku ketua dapat menjalankan amanah rakyat dengan baik. (iky)