Indonesia Tak Boleh Jadi Pasar Produk Asing

24-10-2018 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Eriko Sotarduga. Foto: Runi/jk

 

Anggota Komisi VI DPR RI Eriko Sotarduga menegaskan Indonesia tidak boleh menjadi pasar atau sasaran produk-produk negara asing yang sudah semakin pintar dalam memanipulasi barang. Pasalnya, dengan adanya manipulasi barang itu, ketika produk masuk ke pasar Indonesia tidak dikenakan biaya, sehingga menimbulkan dampak kerugian yang cukup besar bagi Indonesia.

 

“Saya sudah melihat sendiri. Contohnya mereka mengimpor baja, dan agar tidak dikenakan biaya bea, mereka mencampur sedikit boron sebesar 0,008 persen. Sehingga hilang sudah tarifnya. Jadi mereka itu pintar sekali, tapi kita yang rugi,” papar Eriko saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Pakar Enny Sri Hartati di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

 

Untuk itu, legislator PDI-Perjuangan tersebut mempertanyakan solusi yang tepat dalam menangani masalah-masalah tersebut, sehingga nantinya Indonesia tidak mengalami penumpukan produk impor dari luar negeri yang juga akan menimbulkan banyak masalah bagi Indonesia.

 

“Dengan situasi seperti ini, apa sikap yang harus diambil Komisi VI ini untuk nanti berbicara dengan pemerintah. Seperti apa solusi yang terbaik dalam situasi seperti ini. Jangan nanti sampai terjadi impor yang jadi begitu besar, kemudian banyak masalah di kemudian hari. Sehingga langkah kita ke depan ketika kita berbicara dengan pemerintah dalam mewakili rakyat itu tidak salah,” imbuh legislator dapil DKI Jakarta ini.

 

Seperti yang diketahui, berbagai modus impor baja dilakukan. Salah satunya dengan cara memanipulasi nomor harmonized system (HS) produk baja dari semula baja karbon (carbon steel) menjadi baja paduan (alloy steel). Baja paduan ini adalah baja yang dicampur unsur boron (Br) dengan jumlah sekitar 0.008 persen. Biasanya dipakai untuk kepentingan industri otomotif. Langkah ini tujuannya supaya tarif bea masuk 0 persen. (tn/sf)

BERITA TERKAIT
Rivqy Abdul Halim: BUMN Rugi, Komisaris Tak Layak Dapat Tantiem
19-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim menegaskan dukungan atas langkah Presiden Prabowo Subianto menghapus tantiem...
KAI Didorong Inovasi Layanan Pasca Rombak Komisaris dan Direksi
15-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyambut baik pergantian Komisaris dan Direksi PT Kereta Api Indonesia...
Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang, Pemerintah Harus Turun Tangan
11-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menyoroti kondisi sejumlah gudang pabrik gula di wilayah Situbondo dan...
Koperasi Merah Putih adalah Ekonomi yang Diamanahkan Oleh Founding Fathers Kita
06-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta– Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa melalui pendekatan ekonomi kerakyatan yang...