Legislator Kecam Penggunaan Merkuri di Pertambangan Poboya, Sulteng

04-12-2017 / KOMISI VII
Anggota Komisi VII DPR RI Mochtar Tompo memberikan pendapat pada saat kunjungan spesifik dengan Sekda Gubernur Sulawesi Tengah, Kementrian ESDM, Kementerian LHK. Dirinya sangat mengecam pengunaan merkuri yang berada pertambangan di wilayah Poboya, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (30/11). foto:Jayadi
 
 
 
 

Anggota Komisi VII DPR RI Mochtar Tompo sangat mengecam pengunaan merkuri yang berada pertambangan di wilayah Poboya, Palu, Sulawesi Tengah.

Mochtar berharap Pemerintah khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia juga selalu memantau aktivitas pertambang yang berada di Poboya karena disana menjadi pusat pertambangan rakyat yang belum berizin dan menggunakan merkuri.

"Tadi diungkapkan oleh perwakilan ESDM katanya mereka tidak mengurusi atau bertanggung jawab atas pertambangan rakyat yang ilegal, padahal pada faktanya justru perusahaan yang tidak berizin itu yang dominan dalam melahirkan kerusakan lingkungan, " tegas Mochtar baru-baru ini.

Sekedar informasi, di Poboya setelah diuji terdapat 7 dari 10 sumur baku mutu sudah tercemari merkuri sebanyak 0,005. Jadi kerusakan sudah 5 kali lipat dari standar baku mutu normal.

" Komisi VII ingin terus mendalami masalah merkuri yang ada di Sulawesi Tengah, sebagai bukti keseriusannya nanti kami akan membentuk Tim Khusus. Ketika nanti muncul masalah kita akan panggil ke Komisi VII, " lanjutnya.

Sebelumnya penggunaan merkuri sudah memakan banyak korban dan menjadi isu dunia seperti yang terjadi di Kota Minamata, Jepang. Karena keterbatasan informasi banyak warga Minamata yang memakan ikan sungai, padahal ikan yang berada di sungai tersebut mengandung limbah merkuri. Sehingga banyak warga di Minamata dengan kondisi cacat fisik karena konsumsi ikan yang mengandung merkuri.

"Jadi jangan sampai hal serupa terjadi di Indonesia dan ini harus dilakukan pengawasan yang ketat terkait pertambangan ilegal yang masih menggunakan merkuri. Jika tidak, Indonesia akan mengalami kerugian yang sangat besar pada sektor sumber daya manusia, lingkungan hidup dan ekonomi," tandas Mochtar Tompo. (Jay,mp) 

BERITA TERKAIT
Komisi VII Minta Pemerintah Perluas Keterlibatan UMKM dalam Program MBG
08-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, mendorong pemerintah untuk memperluas keterlibatan pelaku Usaha Mikro, Kecil,...
Komisi VII Dorong Skema Royalti Lagu Diatur Ulang
07-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty menyoroti pentingnya perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) namun...
Khawatir Status UNESCO Dicabut, Kaji Ulang Izin Resort di TN Komodo
05-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty meminta Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk mengkaji ulang pemberian Izin...
Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi, Sektor Industri Harus Jadi Lokomotif Pemerataan
05-08-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI, Ilham Permana, menyampaikan apresiasi atas capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen...