Tinjau Ulang Rencana Penutupan Pabrik Gula
23-01-2017 /
KOMISI VI

Hal itu diungkapkan sebelum melakukan kunjungan kerja spesifik Komisi VI ke Situbondo, Jawa Timur pada Jumat, (20/01/2017).
“Saya kira perlu dikaji dan dipikir secara matang keinginan tersebut. Menteri BUMN harus berpikir realistis dampak yang besar ke depannya, terutama bagi kehidupan para petani tebu yang di sana. Jadi tidak hanya persoalan upaya efisien dan produktivitas BUMN saja," ujar Slamet.
Politisi Nasdem ini menilai rencana Kementerian BUMN itu sangat kontraproduktif dan tidak sejalan dengan apa yang terkandung dengan semangat Nawa Cita pemerintahan Jokowi-JK dalam sektor pertanian.
Apalagi gula merupakan salah satu komoditas bahan pokok startegis bagi Indonesia. Rencana penutupan itu pun hanya akan merugikan petani tebu.“Dengan adanya penutupan pabrik-pabrik gula itu sangat merugikan para petani tebu di sekitar pabrik. Pabriknya ada saja kadang hasil tebu dari petani dihargai dengan harga rendah dan tidak dapat tertampung, apa lagi jika lagi pabrik-pabrik gula itu tidak ada," tuturnya.
Menurutnya, upaya lain yang masih bisa dilakukan yakni melakukan peremajaan mesin-mesin pengolahan tebu. "Jangan langsung tutup pabrik, sebelum berdirinya pabrik baru yang bisa menampung dan menyerap hasil tebu dari para petani. Tentu kita ingin agar kualitas gula kita bisa bernilai tinggi," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN berencana akan menutup beberapa pabrik gula (PG) di Situbondo yakni PG Wringin Anomnom, PG Olean, dan PG Pandjie. (hs,mp), foto : suhendra/hr.