Yadi Srimulyadi Ungkap Masalah Sungai Citarum dan Alih Profesi Petani
Sebagai anggota dewan yang mewakili daerah pemilihan Jawa Barat II, Yadi Srimulyadi merasa prihatin atas kondisi lingkungan di hulu sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hutan dilokasi hulu sungai tersebut saat ini telah gundul, dan berubah fungsi menjadi lahan perkebunan.
“Saya berharap Kementerian LHK memberikan perhatian terhadap lingkungan yang di sekitar sungai Citarum, terutama yang melintasi antar daerah dari Kabupaten Bandung hingga Bekasi. Hutan di lokasi hulu sungai Citarum yang berlokasi di Kabupaten bandung tersebut, saat ini kondisinya telah gundul,” ujar Yadi.
Berdasarkan fungsi dan manfaatnya, maka sungai Citarum termasuk vital, lanjutnya, karena tenaga listrik untuk wilayah Jawa dan Bali berasal dari Citarum. Bila kondisi air di hulu nya sampai kering maka hal itu akan menjadi masalah yang sangat riskan.
“Kalau hanya dilakukan pengerukan sungai saja, hal itu masih belum cukup. Langkah strategis yang perlu dilakukan adalah bagaimana membenahi wilayah hulu sungai Citarum tersebut, dengan reboisasi atau penghijauan kembali,” tandasnya.
Selain mengamati kondisi sungai Citarum, politisi dari F-PDIP itu juga menyoroti masalah alih profesi yang dilakukan oleh kalangan masyarakat petani di dapilnya. Menurutnya, saat ini banyak petani yang beralih profesi menjadi tenaga buruh dan lain sebagainya. Yadi menilai hal itu terjadi karena mereka merasa tidak bangga menjadi petani, profesi petani dianggap tidak ekonomis untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Pemerintah harus mampu memberikan motivasi kepada para petani, agar mereka tetap merasa bangga menjadi petani. Motivasi itu dapat berupa pemberian bantuan hewan ternak seperti sapi, kambing, atau ikan, karena karakter petani disana, kalau pagi sampai siang hari mereka bertani, dan sore nya bisa untuk mengurus ternak. Hal itu sangat dimungkinkan karena pakannya juga tersedia banyak,” paparnya.
Menurutnya, ia sudah pernah menyampaikan kepada Menteri Pertanian, agar memberi bantuan yang serius. Sebab para petani di dapilnya itu kebanyakan hanya petani penggarap, yang notabene hanya bisa untuk makan saja.
“Kalau ada bantuan hewan ternak atau ikan dari Kementerian Pertanian, maka hal itu sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Dan tentu saja hal itu akan menekan masalah alih profesi petani,” pungkasnya. (dep), foto : andri/hr.