Komisi IV Sayangkan Masuknya Impor Buah Ilegal

04-03-2016 / KOMISI IV

Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron menyayangkan praktek import  buah ilegal sebanyak 34 kontainer atau setara dengan 609.986 kilogram buah jeruk, pir, dan apel tanpa jaminan kesehatan asal Negeri Tiongkok.Selain itu, jeruk ilegal asal negeri Tiongkok yang tidak disertai jaminan kesehatan ini berpotensi membawa lalat buah yang sangat menyukai buah jeruk sebagai medianya.

 

" Lalat buah ini  sangat berbahaya untuk holtikura kita, karena bisa menyebabkan gagal panen terutama tanaman jeruk dalam negeri pada skala besar. Hal ini tentunya akan sangat merugikan para petani, untuk itu perlu tindakan yang tegas terhadap pihak-pihak yang melanggar,"kata Herman saat memimpin kunjungan kerja di Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Surabaya, Jum'at (4/3).

 

Selama ini, tambah Herman, proses karantina pertanian dilakukan setelah proses di Bea Cukai selesai, padahal seharusnya diletakkan di depan untuk mencegah import buah ilegal seperti ini.

 

" Kami menempatkan proses karantina pertanian (import) pada Revisi  UU Karantina di garda paling depan dan juga kelembagaanya kita perkuat menjadi badan yg langsung bertanggung jawab pada presiden"  ujar politisi asal F-Demokrat ini.

 

Untuk itu, lanjut Herman, Badan Karantina nasional harus segera diwujudkan dan mudah-mudahan dapat disambut baik oleh pemerintah, karena saat ini baru masuk sebagai usul inisiatif  DPR dan segera akan diparipurnakan dalam waktu dekat.

 

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, akibat dari import buah ilegal ini bisa menyebabkan potensi kerugian petani sebesar 2,2 triliun. Jika telur dan larva lalat buah yang terbawa didalam buah jeruk ilegal ini menjangkiti tanaman jeruk dalam negeri.

 

Ditambahkannya, di Jepang pernah terkena wabah penyakit lalat jenis ini, dan menyebabkan gagal panen hingga mencapai 50 persen.Untuk itu, kasus ini perlu ditindak secara tegas. " Kita akan segera membawa kasus ini ke ranah hukum, karena diduga melanggar pasal 5 Undang-undang  Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dengan ancaman pidana penjara pling lama 3 tahun"  ujarnya

 

Namun, kata Amran, ada hikmahnya kejadian ini, " Saya  menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia lebih mencintai dan menkonsumsi buah Nusantara yang lebih sehat dan juga demi meningkatkab kesejahteraan petani Indonesia" tutupnya.

 

Hadir pula dalam pertemuan ini, BULOG, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian,
Dan Anggota DPR Komisi VI  Sudin, Henky Kurniadi, I Made Urip, Delia Pratiwi Sitepu, Saniatul Lativa, Azhar Romli, Mohammad Suryo Alam, OO Sutisna, Sjahrani Mataja, Luther Kombong, Guntur Sasono, Eko Hendro Purnomo, Taufiq R Abdullah, Hermanto, Rofi' Munawar, Zainut Tauhid Sa'adi, Hamdani dan Sulaeman L Hamzah. (jk,mp), foto : jaka/parle/hr.

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...